Minggu, 25 Desember 2011

CINTA SEGITIGA


Frans mencium bibir Nesya dengan mesra,  sambil meraih tas kerja yang diletakkan di meja ruang keluarga.
“aku pergi dulu ya dear…sampai ketemu 2 hari lagi” ujar Frans pada istrinya.
“okey dear…jaga diri baik-baik ya…” Nesya pun tersenyum semanis mungkin untuk melepas kepergian suaminya dalam rangka tugas ke luar kota.
Frans adalah seorang suami yang romantis, terutama bagi istrinya. Dia selalu saja memberikan kejutan-kejutan kecil untuk istrinya tercinta. Baru pagi tadi Nesya mendapatkan surprise dengan datangnya sebuket bunga mawar  dengan kartu ucapan bertuliskan ” for my love one “. Membuat hati Nesya berbunga-bunga. Dan selalu tidak pernah lupa membisikan kata-kata cinta, dan di manapun mereka berdua selalu terlihat bermesraan. Sungguh pasangan yang serasi. Dan tak lama mobil Frans pun melesat meninggalkan rumah. Istana kecil mereka dimana penuh kehangatan dan kedamaian.
Suasana cafe PISA hari itu sedikit ramai ditambah dengan hadirnya live music disana. Frans duduk sendiri sambil menikmati fruit punch pesanannya. Frans sedang menunggu seseorang.
“Sudah lama mas?” terdengar suara seorang wanita membuat Frans sedikit kaget dan kemudian tersenyum dan mencium tangan wanita tersebut.
“Khabar baik apa yang akan kamu sampaikan, sayang..?” tanya Frans kemudian.
“Aku hamil…”wanita bernama Sonya itupun bicara. Frans sedikit kaget dan kemudian terdiam, dan tengah berpikir keras.
“Aku pikir kita harus menikah mas….” Sonya berkata nyaris tak terdengar. Dengan sedikit wajah yang pucat Frans menatap wajah kekasihnya itu.
“Baiklah sayang beri aku waktu untuk bicara dengan istriku…” ujar Frans lagi dengan mata menerawang.
Frans tahu pasti Nesya tidak akan mau dimadu. Nesya pasti lebih memilih bercerai. Tapi disisi lain Sonya tengah mengandung darah dagingnya. Frans bukan seorang pengecut, dia berani berbuat dan akan bertanggung jawab walaupun taruhannya kehilangan Nesya. Istri yang selama ini menemaninya. Tapi anak dalam kandungan Sonya pun tidak mungkin terlahir tanpa ayah. Frans berpikir keras…sungguh ini sebuah dilema untuknya.Satu minggu kemudian . Masih di cafe yang sama seperti minggu lalu, Sonya duduk sendiri. Dia menunggu seseorang. Dan tak berapa lama yang ditunggu-tunggu pun datang. Sonya pun melambaikan tangan memberi isyarat. “Uangnya sudah saya transfer..semoga bermanfaat” ujar wanita itu sambil tersenyum. “Terima kasih Nesya…, senang bisa bekerja sama” ujar Sonya sambil tersenyum.“Sama-sama ya…aku yang harusnya berterima kasih padamu karena telah membebaskanku dari laki-laki itu” jawab Nesya tegar.
Siang ini Nesya akan pergi ke Pengadilan Agama untuk mengurus perceraiannya dengan Frans.